Langsung ke konten utama

Integrasi Masalah Geofisika

Setelah dilakukan pengukuran (akuisisi data) dari hasil data yang didapatkan di lapangan maka untuk penafsiran untuk tingkat lebih lanjut memerlukan integrasi dan pengecocokkan dari referensi nilai resistivitas jenis-jenis batuan dari hasil uji laboratorium berdasarkan referensi yang relevan dari informasi geologi yang terkait atau metoda geofisik yang sesuai.
Sistem informasi geografis (SIG) ialah suatu sistem komputasi yang  memiliki kemampuan untuk melakukan proses manipulasi, analisa, hingga menampilkan data yang memiliki orientasi spasial. Salah satu kemampuan sistem informasi geografis dalam dunia pertambangan yaitu kemampuannya dalam mengkompilasi data dari beberapa tahapan eksplorasi yang bersumber dari beberapa metode dan tipe data ke dalam suatu data model. Seiring dengan perkembangannya, data eksplorasi digital baik yang bersifat kualitas maupun kuantitas seperti data citra satelit yang menghasilkan multispektral dengan resolusi tinggi, metode geokimia yang dapat menganalisa unsur – unsur dalam berbagai fase kimiawi. Data eksplorasi yang ada tersebut menimbulkan permasalahan baru dalam dunia pertambangan yaitu integrasi data yang rumit (Bonham - Carter, 1997).

Data yang paling sulit diintegrasikan ialah data geofisika. Hal ini disebabkan data-data geofisika memerlukan pengolahan yang cukup rumit secara matematis sebelum dapat ditampilkan atau dikombinasikan dengan data lainnya. Metode induced polarization (IP) dikatakan sulit diintegrasikan ke dalam SIG dikarenakan hasil pengolahan data metode ini menghasilkan citra bawah permukaan (pseudosection) secara vertikal, berbeda dengan metode geofisika lainnya seperti metode geomagnetik dan gaya berat yang menghasilkan citra bawah permukaan secara horizontal  (Swangga, 2011).

INTEGRASI MASALAH GEOFISIKA EKSPLORASI
1.      Air tanah
·         Eksplorasi air tanah
·         Pemetaan pencemaran air tanah
·         Deteksi tanah tawar dana sin
·         Mencari penyebaran air tanah
2.      Bencana Alam
·         Mitigasi gempa bumi
·         Pemetaan daerah labil
3.      Arkeologi
·         Pemetaan lokasi candi yang terkubur
·         Pencarian barang purbakala, seperti keramik, tungku, dan alat dari besi
·         Pencarian bangunan - bangunan yang terkubur 
4.      Geologi
·         Stratigrafi
·         Ketebalan lapisan batuan
·         Struktur batuan dan tektonik
·         Klasifikasi jenis tanah
·         Pencemar tanah dan batuan
5.      Eksplorasi Migas
·         Struktur  geologi dan tektonik
·         Analisis cekungan
·         Pemetaan pernagkap migas
·         Penyebaran reservoir
·         Mengetahui fluida batuan
6.      Eksplorasi Tambang
·         Struktur geologi dan tektonik
·         Identifikasi mineral
·         Pemetaan geometri mineral/ batubara
·         Arah penyebaran mineral

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Well Logging

Pencatatan Sumur/ Log sumur (Well logging), dikenal juga dengan nama  Pencatatan Lubang Bor/ Log Lubang Bor (borehole logging) adalah praktik membuat catatan rinci ( sebuah catatan sumur) dari formasi geologi yang ditembus oleh lubang bor. Log bisa dibuat baik pada inspeksi visual dari sampel yang dibawa ke permukaan (log geologi) atau pada pengukuran fisika oleh instrumen yanh diturunkan ke dalam lubang (log geofisika). Beberapa jenis log  geofisika dapat dilakukan di fase sumur apapun: pengeboran, penyelesaian, produksi, atau sumur yang sudah tidak terpakai. pencatatan sumur dilakukan di lubang yang dibor untuk minyak dan gas, air tanah, mineral dan eksplorasi panas bumi, serta bagian dari  studi lingkungan  dan  geoteknik . Wireline logging  dapat didefinisikan sebagai "Akuisisi dan analisis data geofisika yang dilakukan   sebagai   fungsi dari kedalaman sumur bor, bersama-sama dengan penyediaan layanan terkait." Perhatikan bahwa "logging wireline" dan &quo

Metode Elektromagnetik

Metode elektromagnetik (EM) merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan untuk berbagai macam keperluan. Beberapa aplikasi metode ini diantaranya adalah deteksi gas hidrat (Weitemeyer, dkk., 2011), klasifikasi reservoir hidrokarbon potensial (Houck , 2012), pemetaan distribusi fluida dalam reservoir (Marsala, dkk., 2013), dan identifikasi sebaran pupuk pada lahan pertanian (Kuseno, dkk.,2014). Survei elektromagnetik (EM) pada dasarnya diterapkan untuk mengetahui respon bawah permukaan menggunakan perambatan gelombang elektromagnetik yang terbentuk akibat adanya arus bolak-balik dan medan magnetik. Medan magnet primer dihasilkan oleh arus bolak-balik yang melewati sebuah kumparan yang terdiri dari lilitan kawat. Respons bawah permukaan berupa medan magnet sekunder dan resultan medan terdeteksi sebagai arus bolak-balik yang menginduksi arus listrik pada koil penerima (receiver) sebagai akibat adanya induksi medan magnetik (Kearey, dkk., 2002).

Metode Magnetik

Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan untuk eksplorasi minyak bumi, panas bumi dan batuan mineral. Selain itu dapat juga digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. Metode geomagnetik didasarkan pada pengukuran variasi kecil intensitas medan magnetik di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi batuan termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Penelitian magnetisasi bumi secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Bhattacharyya (1964). Bhattacharyya adalah orang yang pertama kali melihat bahwa medan magnet bumi ekivalen dengan arah utara-selatan sumbu rotasi bumi. Penemuan Bhattacharyya kemudian diperdalam oleh Atchutta Rao (1981) untuk melokalisir endapan bijih besi dengan mengukur variasi magnet di permukaan bumi yang kemudian menjadi pionir bagi pengukuran magnetisasi bumi (Geomagnet). Bumi yang selama ini dianggap berbentuk